LITERATURE REVIEW JURNAL FERDINAND DE SAUSSURE

Naufal Akbar - 202146500774

Ahmad Faris Luthfi - 202146500769 


1. Judul: Interpretasi Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Hadist Liwa dan Rayah

Objek: Sejarah Bendera Liwa dan Rayah

Pendekatan: Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dalam meninterpretasikan ulang simbol bendera

Analisis: Bendera Liwa dan Rayah merupakan bendera yang digunakan Rasulullah SAW, namun benderanya tanpa tulisan kalimat tauhid dan tidak mempunyai ideologi khilafah

Kesimpulan: Setiap parole-parole menjadi satu kesatuan sistem utuh dan kolektif. Sehingga menjadi langue yang membangun sistem dan norma-norma tertentu sesuai dengan yang diharapkan masyarakat


2. Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure pada Novel ‘Manjali dan Cakrabirawa’ Karya Ayu Utami

Objek: Makna kutipan bahasa yang terkandung dalam novel ‘Manjali dan Cakrabiawa’ karya Ayu Utami

Pendekatan: Metode deskriptif kualitatif yang difokuskan pada penanda (bentuk) dan petanda (konsep)

Analisis: Analisis semiotika bedasarkan teori Ferdinand De Saussure yang terdiri dari analisis signife atau signifant

Kesimpulan: Konsep signifier dan signified dalam novel ‘Manjali dan Cakrabiawa’ adalah penanda (bentuk) dan petanda (konsep) yang kemudian keduanya membentuk sebuah tanda yang memiliki arti atau makna.


3. Judul: Analisis Teks Ferdinand De Saussure dalam Lirik Lagu “Bismillah” Sabyan Gambus

Objek: Lirik lagu Sabyan Gambus berjudul “Bismillah”

Pendekatan: Menggunakan pendekatan Library Research (studi pustaka) dengan pendekatan kualitatif

Analisis: Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan pisau analisis teks ferdinand de saussure

Kesimpulan: Lirik pada bait pertama, kedua, dan ketiga lagu “bismillah” merujuk pada makna untuk selalu mengingat, mengenal, mengakui, bersyukur, dan berserah diri kepada Allah.


4. Judul: Kontruksi Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Lirik Lagu “Bendera”)

Objek: Sebuah lirik lagu yang dinyanyikan band Indonesia (Band Cokelat) berjudul “Bendera”

Pendekatan: Menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif yang menekankan kulitas data (kualitatif) dan bukan banyaknya data (kuantitas)

Analisis: Menggunakan analisis dan analisis data teori semiotika ferdinand de saussure

Kesimpulan: Lagu “Bendera” yang dinyanyikan oleh Band Cokelat lirik-liriknya tajam dan memiliki nilai-nilai nasionalisme yang tinggi penuh makna tentang kecintaan terhadap negara


5. Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure (petanda dan penanda) pada Tradisi Angngaru pada Suku Makassar

Object : Tradisi Angngaru pada Suku Makassar

Pendekatan / Presfektif : Metode pendekatan Analisis Kualitatif / Kualitatif Deskriftif

Analisis : Analisis Semiotika (petanda dan penanda)

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yakni makna-makna yang terkandung dalam angngaru yakni kita harus bersikap loyal, amanah, patriot dan bertanggung jawab. Amanat itulah yang tertanam dalam setiap kalimat angngaru. Menurut narasumber, masyarakat beberapa sulit memaknai petanda atau penanda yang ada didalam angngaru. Dengan mengetahui petanda dan penanda dalam angngaru dapat lebih dengan serius jika mempraktikan angngaru. Angngaru juga memberikan banyak penanda ataupun petanda-petanda kepada tiap-tiap yang menolaknya.


6. Judul : Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara

Object  : Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara

Pendekatan / Presfektif  : Metode Analisis Pendekatan Kualitatif

Analisis  : Analisis Semiotika, Analisis Signifier ( Penanda) dan Signified (Petanda), Analisis Deskriftif

Kesimpulan : Film ini dinaungi oleh Rumah Produksi The Little Giantz, akun Youtube dengan nama channel Nussa Official, pada salah satu video yang di upload pada tanggal 04 Januari 2019 yang berjudul ‘’Nussa : Behind The Scene. Konsep dasar ide dari pembuatan film animasi Nussa dan Rara, yaitu membuat suatu konsep Islamic thing. Pada film animasi Nussa dan Rara, penulis menemukan tiga scene yang menggambarkan adab dan akhlak, yaitu scene yang menjelaskan tentang berkata baik dan sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan scene berjuang serta berusaha. Tokoh yang ada dalam film tersebut ’yaitu Umma, Nussa, Rara, dan Anta. Durasi episode ini ialah 06:52 menit. Episode ini menampilkan pesan adab dan akhlak yang baik. Pada film Nussa dan Rara menunjukkan penanda dan petanda nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam film, serta mengandung sinopsis pesan dakwah dan komunikasi.


7. Judul: Analisis Semiotika Strukturalis Ferdinand De Saussure pada Film “Berpayung Rindu”

Objek: Tanda-tanda yang muncul dari film Berpayung Rindu

Pendekatan: Metode deskriptif kualitatif yang difokuskan pada penanda dan petanda

Analisis: Menampilkan beberapa adegan visual dan teks yang memiliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter

Kesimpulan: Film ini tidak lepas dari kemampuan sutradara dalam membaaca situasi dan menyesuaikan dengan kondisi zaman


8. Judul: Diskriminasi Perempuan Dalam Bidang Olahraga Pada Film Serial The Queen’s Gambit.

Objek: Film  serial The Queen’s Gambit.

Pendekatan/Perspektif: Menggunakan metode penelitian kualitatif.

Analisis: Dengan mengamati film The Queen’s Gambit dan mengumpulkan tanda atau scene-scene yang mengandung sikap diskriminasi kepada perempuan. Adapun tanda tersebut menurut semiotika Ferdinand de Saussure terbagi menjadi 2 bagian yakni penanda (signifier) dan petanda (signified).

Kesimpulan: Dalam film serial The Queen’s Gambit ini peneliti meneliti dengan teknik analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan mendapati beberapa bentuk diskriminasi terhadap perempuan khususnya dalam bidang catur.


9. Judul: Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah (Semiotika Model Ferdinand De Saussure)


Objek: Film


Pendekatan/Perspektif: Metode Kualitatif


Analisis: Penelitian ini mengkaji makna film tentang pesan moral yang ada di dalam film Ku Kira Kau Rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika milik Ferdinand De Saussure, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified).


Kesimpulan: Berdasarkan pengkajian pada film Ku Kira Kau Rumah, film ini mempunyai makna pesan yang terkandung di dalamnya. Pesan yang terkandung du dalam film ini ialah pesan moral. Memiliki pendekatan/persepktif dengan menggunakan metode kualitatif.


10. Judul: Representasi Persahabatan Dalam Film Bebas Melalui Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure


Objek: Film


Pendekatan/Perspektif: Deskriptif kualitatif


Analisis:Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Observasi yakni kegiatan mengamati secara langsung-tanpa mediator suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.


Kesimpulan: Tujuan utama metode penelitian ini adalah menjelaskan, menafsirkan dan menggambarkan secara kualitatif objek yang diteliti lebih, dalam film Bebas. Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, peneliti ingin mendapatkan representasi persahabatan yang terkandung dalam film Bebas.


11. Judul: Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Dalam Pertunjukkan Kethoprak Ringkes

Objek: Pentas Seni.

Pendekatan/Perspektif: Analisis Kualitatif.

Analisis: Adanya teori Saussure ini membantu pengkajian terhadap dialog pementasan teater. Tidak terbatas pada analisis signifikasi saja, melainkan juga sintagmatis dan paradigmatik. Gaya banyolan Kethoprak Ringkes nyatanya banyak menggunakan relasi antara yang hadir dalam pertunjukan dengan relasi yang tidak hadir. Berkenaan dengan relasi yang tidak hadir, akan memunculkan makna tersendiri karena adanya konsep tertentu dalam suatu paradigma.

Kesimpulan: Sebuah kata dapat memiliki makna yang beragam ketika berada di dalam lingkungan yang berbeda. Dibenarkan oleh Asriningsari (2010), bahwa proses signifikasi menghasilkan makna bagipenafsir yang berbeda tergantung pada konsep secara mental yang dimiliki penafsir mengenaitanda yang dihadapinya.


12. Judul: Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Metode Penafsiran A-Qur’an.

Objek: Penafsiran Al-Qur’an.

Pendekatan/Perspektif: Menggunakan metode penelitian kualitatif jenis library reseach.

Analisis: Semotika Ferdinan de Saussure mengenalkan bahwa tanda (sign) yang diaplikasikan dalam sebuah penafsiran circle semantic tringle. Di mana penanda adalah aspek material dari bahasa yang berupa simbol/kata, sedangkan petanda adalah makna (konsep) yang terdapat dalam pikiran manusia (mind).

Kesimpulan: Ferdinan De Saussure yaitu (1) konsep pengakjian bahasa melalui perkembangan sejarah, dari waktu ke waktu dan evolusi bahasa. (2) konsep pengkajian bahasa melalui periode tertentu yang mengandung elemen-elemen bahasa. Oleh karena itu, teori semiotika mampu menjadi subjek penelitian dalam menafsirkan Al- Qur’an berdasarkan struktur atau pola penafsiran.


13. Judul: Analisis Semiotik Dalam Kumpulan Cerpen Air Mata Ibuku Dalam Semangkuk Sup Ayam.

Objek: Cerpen yang berjudul “Air Mata Ibuku dalam Semangkuk Sup Ayam”

Pendekatan/Perspektif: Menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

Analisis: Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan dalam cerpen ini terdapat beberapa kode, yaitu kode teka-teki, simbolis, aksian, dan budaya untuk membantu menginterpretasikan cerpen yang berjudul “Air Mata Ibuku dalam Semangkuk Sup Ayam”

Kesimpulan: Ada beberapa kode teka-teki yang terdapat pada cerpen “Air Mata Ibuku dalam Semangkuk Sup Ayam” karya Mariska Tracy. Sebuah karya sastra dapat menyajikan tanda-tanda yang dapat dilihat dari pemakaian bahasa yang digunakan.Bertolak dari pandangan bahwa semua yang terdapat dalam karya sastra merupakan lambang-lambang atau kode-kode yang mempunyai arti/makna tertentu. Arti/makna tertentu di sini berkaitan erat dengan sistem masyarakat.


14. Judul: Analisis Makna Jilbab: Sebuah Persepsi Mahasiswi Iain Ponorogo

Objek: Analisis Makna Jilbab

Pendekatan/Perspektif: Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

Analisis: Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai bentuk atau wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur.

Kesimpulan: Dengan adanya makna dari hasil komunikasi dan pertukaran simbol-simbol dari proses interaksi. Hubungan tanda (sign), penanda (signifier) dan petanda (signified) adalah bersifat mana suka (arbitrary) tidak dapat dipisahkan. Bahwa interpretasi individu dapat ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu lain dengan melihat realitas makna sebenarnya yang ada dibalik tanda.


15. Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja

Objek: Kemasan Makanan.

Pendekatan/Perspektif: Pendekatan deskriptif kualitatif.

Analisis: Metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure digunakan karena agar lebih menekankan pada analisis kedalaman data dibanding jumlah data, sehingga perlu menggunakan berbagai macam penafsiran dengan berbagai metode.

Kesimpulan: Unit analisis yang diinterpretasi pada tulisan ini adalah empat buah bentuk yang konsisten terdapat pada tampilan sisi muka kemasan di tiap varian produk yakni logo perusahaan, ilustrasi produk, stempel kualitas, serta keterangan isi produk.


16. Judul: Pola Komunikasi Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film Drama 

Objek: Film/Drama 

Pendekatan/Perspektif: Deskriptif 

Analisis: Skenario yang peneliti ambil sebagai objek penelitian mengacu pada skenario modus komunikasi keluarga yaitu Otoriter (otokrasi), Permisif (kebebasan berperilaku), dan Otoritatif (demokrasi). Para peneliti memilih 10 adegan dari film "Single Dad" yang mendukung pola komunikasi keluarga Matthew dan Tracy. Komunikasi antara Matthew dan Maddy bersifat interpersonal. Menurut Wiryanto (dalam Gautama, 2020: 8), komunikasi interpersonal adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik dalam kelompok, organisasi, maupun keramaian.

Kesimpulan: Matthew bersikap tegas dalam membuat aturan demi kebaikan anaknya. Pola komunikasi Permissive terdapat pada analisis 2 dan 4. Pada analisis 2 dan 4 ditunjukkan sikap Matthew yang mengalah kepada Maddy dan mengikuti kemauannya. Dalam pola komunikasi Permissive sikap mengalah Matthew membebaskan apa yang menjadi pilihan dan keinginan Maddy.


17. Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan Dalam Film The Call

Objek: Film The Call

Metode: Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Analisis: analisis yang digunakan untuk mencari makna dalam sebuah tanda. Pendekatan semiotika yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah semiotika dari Ferdinand de Saussure. Konsep semiotika atau semiologi dari Ferdinand de Saussure memiliki empat konsep, yaitu: 

    A. Signifiant dan Signifie

    B. Langue dan Parole

    C. Synchronic dan Diachronic

    D. Syntagmatic dan Associative / Paradigmatic

Kesimpulan: Penanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure dilihat sebagai bentuk atau wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur. Makna petanda yang dapat diambil dari tujuh scene yang telah dianalisis melalui adegan, dialog, dan latar adalah gambaran tentang seorang operator darurat yang dituntut untuk bisa menyelamatkan masyarakatnya yang membutuhkan pertolongan dengan segala macam solusi.


18. Judul: ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”

Objek: Poster Save Children

Metode: Pada jurnal ini metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis interpretasi. Metode analisis interpretasi berfungsi sebagai alat untuk menelusuri sistem tanda yang ada di dalam poster ini dengan cara menggali informasi-informasi sebagai proses pengumpulan data.

Analisis: Berdasarkan analisis sistem penandaan yang terdapat pada poster “Save Children” ini dapat disimpulkan bahwa tanda signifier dan tanda signified cukup jelas pemaknaannya baik dari sisi pesan visual atau pesan verbal yang disampaikan. Secara keseluruhan pemaknaan yang ditangkap dari poster ini berkaitan dengan kebebasan anak-anak. Pada usia dini anak-anak memang harus lebih diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan kebebasan anak itu sendiri.

Kesimpulan: Melalui proses analisis tanda berdasarkan teori semiotika Saussure diharapkan mampu menjadi pemicu bagi sebagian orang tua untuk memberikan kebebasan kepada anak mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Di samping itu, Penggalian informasi yang dilakukan dalam analisis poster ini memberikan sebuah pemahaman bagaimana seorang desainer harus jeli dan teliti dalam menggunakan dan menempatkan tanda-tanda verbal dan nonverbal di dalam karya posternya.


19. Judul: ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM "BERPAYUNG RINDU"

Objek: Film "Berpayung Rindu"

Metode: Pada jurnal tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penjabaran mengenai film tersebut menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang difokuskan kepada penanda (signifier) dan petanda (signified) yang muncul dari film “Berpayung Rindu”.

Analisis: analisis yang telah disampaikan diatas mengenai film web series Berpayung Rindu dengan analisis semiotika Ferdinand de Saussure dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral.

Kesimpulan:  dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.


20. Judul: PENANDA DAN PETANDA PADA CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE 

Objek: CERPEN ANAK “KE HUTAN” KARYA YOSEP RUSTANDI.

Pendekatan/Metode: Metode deskriptif kualitatif.

Analisis: Terdapat beberapa penanda (signifier) dan petanda (signifier) dalam cerpen anak "Ke Hutan" karya Yosep Rustandi yaitu ada 11 tanda yang dapat diamati yaitu, (1) benda untuk menunjukkan tujuan, (2) sifat tokoh Rakey, (3) nasihat kebaikan, (4) keadaan yang berlawanan, (5) latar belakang pengarang, (6) motivasi tersirat, (7) majas personifikasi, (8) solidaritas dan kebersamaan, (9) pesan moral, (10) unsur religius dan (11) kesederhanaan serta keasrian alam. Sehingga, muncul makna baru yang lebih kompleks. 

Kesimpulan: Dalam sebuah karya sastra, jika dikajimenggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda (signifier) dan petanda (signified), sekalipun mengkaji cerpen anak. Karena setiap tulisan mempunyai makna tersendiri, adapun makna yang tersirat maupun makna tersurat. Pada cerpen anak “Ke Hutan” karyaYosep Rustandi, terdapat beberapa makna, baik makan tersirat atau makna tersurat. Makna tersebut ditelaah hingga menemukan makna yang lebih kompleks.

Komentar